Ini Kata Ustadz Basyir Soal Tantangan Dakwah di Negara Sekuler

JAKARTA – Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2025 penugasan Kaledonia Baru, Ustadz Basyir Arif menyebut tantangan terbesar berdakwah di negara sekuler yang memisahkan agama dari ruang publik ini adalah sulitnya menemukan ruang ibadah.

“Keadaan ini tentu sangat berbeda dengan Indonesia, dimana mendirikan masjid sangatlah mudah. Sering kali juga ada mushala di setiap kompleks, bahkan ada gedung yang menyediakan mushala di setiap lantainya, dan ada pula pusat perbelanjaan yang memiliki masjid yang indah dan estetis,” kata Ustadz Basyir Arif dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Contohnya di Marseille, dimana tidak ada satu pun masjid meskipun banyak imigran Aljazair yang tinggal di daerah tersebut. Usulan untuk mendirikan masjid sudah lama ada dan lahan pun tersedia, tetapi untuk bisa mendapat izin dari pemerintah setempat sangatlah sulit.

Basyir Arif melakukan safari Ramadhan ke sejumlah kota di Kaledonia Baru, mulai dari Noumea, Bourail, hingga Kone, dengan jarak tempuh sekitar 266 kilometer.

Pada Jumat (7/3) Basyir Arif melakukan misi dakwah ke kediaman-kediaman anggota Asosiasi Dakwah dan Sosial Indo-Kaledonia.

“Kami memulai kegiatan dengan berbuka puasa bersama, dilanjutkan dengan salat magrib berjamaah, serta membahas berbagai isu yang terkait dengan Islam di Noumea. Setelah itu kami melaksanakan Shalat Isya, diikuti dengan tarawih dan witir, dan diakhiri dengan sebuah ceramah. Terselip rasa bahagia dalam beribadah di tengah suasana yang sederhana ini,” kata dia.

Pada Rabu (12/3) pihaknya mendapatkan kabar duka tentang meninggalnya seorang anggota dari komunitas keturunan Jawa di Noumea. Almarhum merupakan salah satu anggota asosiasi tempat Basyir Arif berdakwah setiap hari Jumat.

Proses pemakaman di Noumea mengharuskan jenazah untuk dimandikan dan dikremasi. Setelah itu jenazah disimpan di ruang duka dekat area pemakaman sambil menunggu persetujuan dari pemerintah setempat untuk melangsungkan pemakaman.

“Hal ini jauh berbeda dengan di Indonesia di mana proses pemakaman dapat dilaksanakan pada hari yang sama,” kata Basyir Arif.

Kemudian pada Kamis (13/3) pihaknya melaksanakan tahlilan dan yasinan di ruang duka tersebut. Lalu pada Jumat (14/3) jenazah baru dapat dimakamkan dan dan dilakukan Shalat Jenazah serta doa.

Selama tujuh malam setelah Shalat Magrib, Asosiasi Dakwah dan Sosial Indo-Kaledonia menggelar tahlilan dan yasinan.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

BP Haji Harap Lahir Fatwa dari Ormas Islam Soal Pengelolaan Dam

Next Article

Baznas Jatim Salurkan santunan kepada 1.000 Anak Yatim

Related Posts
Total
0
Share