Negara-negara Mayoritas Muslim ‘Mogok Global untuk Gaza’

Tepi Barat – Warga Palestina dan para pendukungnya di seluruh dunia mengambil bagian dalam “serangan global untuk Gaza” pada hari Senin (11/12/2023) waktu setempat untuk menuntut diakhirinya agresi militer Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Pasukan Nasional dan Islam Palestina, sebuah koalisi faksi-faksi Palestina, telah menyerukan pemogokan umum tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza yang akan berdampak pada “semua aspek kehidupan”.

“Gerakan ini menentang genosida terbuka di Gaza, pembersihan etnis dan pemukiman kolonial di Tepi Barat,” kata mereka, “[dan] juga menentang upaya untuk melemahkan perjuangan nasional rakyat Palestina”.

Tindakan di seluruh dunia yang menuntut gencatan senjata itu menyebabkan warga di berbagai negara, terutama di negara-negara dengan populasi mayoritas muslim, menahan diri untuk tidak menjalankan bisnis mereka, bekerja, berbelanja atau bersekolah.

Jalanan Sepi

Video dan foto yang dibagikan di X (dahulu Twitter) dan Instagram memperlihatkan jalan-jalan raya yang sepi, toko-toko yang tutup, dan angkutan umum yang kosong di Tepi Barat, Lebanon, Yordania, dan Turki, tempat pemogokan terjadi secara luas pada hari Senin itu.

Banyak orang juga mengambil bagian gerakan mogok massal ini di Mauritania, Qatar, Irak, Maroko dan Tunisia.

Di Lebanon, sekretaris jenderal Dewan Menteri Lebanon, Mahmoud Mekkiya mengumumkan pemogokan nasional pada hari Minggu, dengan mengatakan bahwa semua kantor dan lembaga pemerintah akan ditutup.

Sementara itu, persiapan pemogokan di Yordania dimulai pada Minggu malam (10/12/2023). Para pemilik toko menggantungkan tanda di luar tempat usaha mereka, mengumumkan penutupan pada hari Senin karena mereka berpartisipasi dalam pemogokan.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Yordania juga menutup semua fasilitasnya, termasuk sekolah-sekolahnya, dan mendesak para karyawan dan siswa untuk tinggal di rumah.

Terkait pemogokan ini, pengacara dan aktivis politik Dr Haitham Arifaj berkata kepada MEE, “Masyarakat bisa… mempengaruhi pemerintahnya. Kehendak masyarakat bisa berubah.”

Individu dan kelompok dari seluruh Eropa, AS dan Australia juga telah memposting di X bahwa mereka mengamati pemogokan tersebut, dan akan menggelar protes di New York dalam waktu dekat. (Red – Middle East Eye)

Reviews

0.0

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment