Sosok Abdullah Ramadan, Tentara Mesir yang Gugur di Perbatasan Rafah Tanpa Upacara Militer

Abdullah Ramadan, seorang tentara Mesir berusia 22 tahun, tewas dalam baku tembak antara pasukan Mesir dengan pasukan Israel di perbatasan Kota Rafah yang terkepung. Insiden yang terjadi di timur laut Provinsi Sinai Utara tersebut menciptakan duka mendalam bagi banyak warga Mesir, termasuk keluarga dan teman-temannya.

Pada Selasa pagi, ratusan pelayat mengikuti pemakaman Ramadan yang berlangsung di Provinsi Fayoum, di barat daya ibu kota, Kairo. Peti mati Ramadan, yang dibungkus dengan bendera Mesir, diusung oleh para pelayat yang menyerukan kata-kata penghormatan kepada martir, sambil meneriakkan “Tidak ada Tuhan selain Tuhan… Tuhan mencintai para martir… Tuhan Maha Besar.”

Meskipun dihadiri pimpinan militer Mesir dalam pemakaman tersebut, tidak ada upacara pemakaman militer resmi yang diadakan untuk almarhum, suatu hal yang dianggap mengherankan oleh para aktivis media sosial. Beberapa mengklaim bahwa keluarga Ramadan tidak diberi hak untuk mengadakan pemakaman militer, sebuah pernyataan yang menambah kepedihan bagi keluarganya.

Sebelum gugur, Ramadan telah bertunangan dan berencana menikah setelah menyelesaikan tugas dinas militernya pada September mendatang. Sebagai putra tertua, kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi orang tua dan dua saudara kandungnya.

Menurut laporan lokal, insiden senin yang mematikan tersebut adalah bagian dari sebuah pertempuran lebih besar di perbatasan, dengan berita yang belum dikonfirmasi menyebutkan bahwa ada korban luka dan meninggal di sisi Israel juga. Pihak Angkatan Pertahanan Israel (IDF) dan militer Mesir dikabarkan sedang berkoordinasi untuk penyelidikan lebih lanjut mengenai insiden tersebut.

Sumber Foto: Twitter/X

Reviews

10.0

User Score

1 rating
Rate This

Sharing

Leave your comment