Israel Tarik Sebagian Pasukan dari Gaza Selatan, Ditekan Amerika Serikat?
Pada hari Minggu, Israel mengumumkan bahwa mereka telah menarik mundur sebagian pasukan dari Gaza selatan, menyisakan hanya satu brigade di wilayah tersebut. Langkah ini terjadi di tengah pembicaraan antara Israel dan Hamas untuk mempertimbangkan gencatan senjata setelah konflik berkepanjangan selama enam bulan terakhir.
Militer Israel mengonfirmasi penarikan pasukan daratnya dari Jalur Gaza selatan, termasuk Khan Younis, meskipun laporan mengenai skala dan durasi penarikan tersebut masih bertentangan.
“Divisi komando ke-98 IDF telah menyelesaikan misinya di Khan Younis. Divisi tersebut meninggalkan Jalur Gaza untuk pemulihan dan persiapan operasi masa depan,” demikian pernyataan resmi dari militer Israel.
Meskipun tidak ada rincian terperinci tentang alasan atau jumlah pasukan yang terlibat dalam penarikan tersebut, Menteri Pertahanan Yoav Gallant menegaskan bahwa pasukan Israel tetap siap untuk operasi di masa mendatang di Gaza.
Langkah ini terjadi setelah tekanan yang semakin besar dari Amerika Serikat, dengan Presiden Joe Biden menyerukan perbaikan kondisi kemanusiaan di Gaza dan gencatan senjata. Dukungan AS juga ditekankan sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku militer Israel.
Belakangan ini, terjadi peningkatan ketegangan setelah pembunuhan tujuh relawan badan amal asal Amerika Serikat oleh Israel. Hal ini mendorong Biden untuk mengevaluasi dukungan AS terhadap Israel.
Meskipun Israel menegaskan penarikan pasukan sebagai upaya pemulihan dan persiapan untuk operasi masa depan, masih ada ketidakjelasan apakah langkah ini akan menunda serangan yang sudah lama direncanakan ke Kota Rafah di Gaza selatan.
Menurut beberapa analis, penarikan pasukan bisa saja menjadi strategi baru Israel. Namun, Gedung Putih menyambut baik langkah tersebut, menganggapnya sebagai kesempatan bagi pasukan untuk beristirahat dan memulihkan diri setelah berada di lapangan selama empat bulan terakhir.
Sumber Foto: Middle East Monitor
