Politisi Israel: ‘Tidak Ada Gereja atau Orang Kristen di Gaza’

London – Saat stasiun radio Inggris LBC menanyakan Wakil Walikota Yerusalem Fleur Hassan-Nahoum tentang mengapa Israel menyerang gereja-gereja di Gaza, Senin (18/12/2023), dia menjawab, “tidak ada gereja di Gaza” dan “tidak ada orang Kristen di Gaza.”

Ucapannya ini berbanding terbalik dengan fakta di lapangan. Umat ​​Kristen dan gereja telah hadir di Gaza sejak agama tersebut berakar lebih dari 2000 tahun yang lalu. 

Sabtu (17/12/2023), dua wanita Kristen – seorang ibu lanjut usia dan putrinya – ditembak mati oleh seorang tentara Israel di halaman sebuah gereja Katolik di Kota Gaza, menurut laporan Patriarkat Latin Yerusalem.

Jaringan media Al-Jazeera melaporkan bahwa dari sekitar 10.500 umat Kristiani di Palestina, kini tinggal 800-1000 warga Kristen yang masih bertahan di Gaza.

Tidak Menargetkan Gereja

Pimpinan gereja Ortodoks Yunani di Tanah Suci – yang berbasis di Yerusalem – secara langsung menuduh Pasukan Pertahanan Israel “menargetkan” “gereja dan institusi mereka di Gaza” yang, menurut mereka, “merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan.”

Militer Israel membantah tuduhan bahwa mereka “menargetkan” Gereja Ortodoks Yunani di Gaza yang rusak akibat ledakan bulan Oktober lalu.

“IDF tidak menargetkan gereja,” Letkol. Jonathan Conricus mengatakan kepada All Arab News.

“Sayang sekali gereja tersebut terkena ledakan tersebut, karena lokasi sasarannya relatif dekat dengan gereja,” kata Conricus.

Kekristenan diadopsi secara luas pada akhir abad keenam, namun selama berabad-abad setelah penaklukan Arab, sebagian besar penduduk wilayah tersebut masuk Islam. (Red – Middle East Eye, Al Jazeera, All Arab News)

Reviews

6.5

User Score

1 rating
Rate This

Sharing

Leave your comment