AS Khawatir Potensi Perang Lebanon-Israel, Biden Perintahkan Gugus Tugas Baru

Washington – Presiden Joe Biden telah menginstruksikan salah satu pembantu utamanya untuk memimpin upaya mencegah potensi perang antara Lebanon dan Israel, menurut Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.

Amos Hochstein akan memimpin tim diplomat dan pejabat AS untuk meningkatkan upaya diplomatik dan mencari cara untuk menghindari konflik yang dikhawatirkan AS akan meningkat setelah pengeboman di Beirut.

Namun demikian, Presiden Biden dikatakan telah menegaskan bahwa “AS tidak akan mendukung perang di Lebanon, dan Israel harus menanggung akibatnya sendiri [red – bila itu terjadi],” kata pejabat tersebut.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS menyatakan “Sejak awal, pesan [Biden] kepada aktor mana pun yang ingin mengeksploitasi situasi sudah jelas: jangan,” kata juru bicara NSC kepada Al Arabiya English

“Amerika Serikat telah memperkuat sikap pencegahannya di kawasan ini, dan kami berkomitmen membantu memulihkan ketenangan di sepanjang Garis Biru melalui kombinasi pencegahan dan diplomasi.”

Hochstein pernah berhasil menengahi kesepakatan antara Lebanon dan Israel untuk membatasi perbatasan maritim mereka, dengan harapan mendapatkan keuntungan dari cadangan gas alam lepas pantai di sana.

Saat ini, Washington semakin gelisah atas kemungkinan dilancarkannya perang baru oleh pemerintahan Netanyahu terhadap Lebanon karena pertempuran di Gaza belum memberikan kemenangan bagi Israel.

Cegah Eskalasi

Ed Gabriel, Presiden dan CEO Satuan Tugas Amerika untuk Lebanon, memuji keputusan Biden dan menganggap pemilihan Hochstein merupakan upaya untuk mengurangi ketegangan.

“Ada kekhawatiran besar dari AS bahwa Israel mungkin ingin melakukan eskalasi. Meskipun demikian, perasaan umum di Washington adalah bahwa tidak ada pihak yang ingin melakukan hal tersebut, dan dalam hal ini, mereka sedang mencari solusi diplomatik secepat mungkin,” ujar Gabriel.

Sementara itu, ketika ditanya perasaannya terkait pengeboman di Beirut, Joe Bahout, direktur Issam Fares Institute di American University of Beirut (AUB), mengatakan, “Tentu saja cemas, tetapi tidak panik.”

Menurutnya, berperang melawan Hizbullah “bukannya menyelesaikan masalah mereka [Israel], malah [akan] memperburuknya,” katanya. (Red – Al Arabiya)

Reviews

0.0

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment