Netanyahu Tolak Rencana Pengakuan Internasional untuk Membentuk Negara Palestina

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan penolakannya terhadap rencana pengakuan internasional atas negara Palestina.

Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan terhadap laporan The Washington Post yang mengungkap rencana Amerika Serikat dan beberapa negara Arab untuk perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina.

Netanyahu menyebut rencana tersebut hanya akan “memberikan imbalan yang sangat besar bagi terorisme.”

Dalam postingan media sosial pada Kamis (15/2) malam waktu setempat, ia menekankan bahwa Israel akan terus menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina.

“Pengakuan seperti itu, setelah pembantaian 7 Oktober, akan memberikan imbalan yang sangat besar bagi terorisme yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan menghalangi perjanjian perdamaian di masa depan,” tegas Netanyahu.

Menanggapi laporan The Washington Post, Netanyahu menegaskan bahwa Israel menolak diktat internasional mengenai penyelesaian permanen dengan Palestina.

Ia menyatakan bahwa perjanjian perdamaian hanya dapat dicapai melalui “perundingan langsung tanpa prasyarat.”

Laporan tersebut juga mencatat rencana dimulai dengan gencatan senjata yang diharapkan berlangsung setidaknya enam minggu, kesepakatan diharapkan sebelum dimulainya bulan suci Ramadan pada Maret mendatang.

Rencana tersebut mencakup jeda pertempuran, pembebasan para sandera yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober, dan kerangka waktu untuk pembentukan negara Palestina.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menegaskan penolakannya terhadap rencana tersebut, menyebut negara Palestina sebagai “ancaman nyata untuk negara Israel.”

Netanyahu dan para menteri Israel menegaskan bahwa perjanjian perdamaian harus dicapai melalui dialog langsung dan menolak campur tangan internasional yang dianggap memihak.

Sumber Foto: Reuters

 

Reviews

0.0

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment