Krisis di Pelabuhan Eilat Israel: PHK Besar-besaran Akibat Serangan Houthi

Operasional Pelabuhan Eilat Israel telah terganggu sejak serangan kapal dagang oleh kelompok Houthi Yaman sejak November lalu.

Akibatnya, pelabuhan tersebut akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dengan memangkas separuh dari 120 karyawannya.

Pukulan finansial yang besar dialami oleh Pelabuhan Eilat karena krisis di jalur pelayaran Laut Merah. Dengan perubahan rute kapal dagang untuk menghindari serangan Houthi, Eilat mengalami penurunan signifikan dalam aktivitasnya.

CEO Pelabuhan Eilat, Gideon Golber, menyatakan bahwa PHK tersebut merupakan pilihan terakhir setelah berbulan-bulan mengalami kerugian dan minimnya aktivitas.

Meskipun Pelabuhan Eilat ukurannya tidak sebesar pelabuhan Mediterania Israel di Haifa dan Ashdod, namun keberadaannya sangat penting karena menawarkan Israel pintu gerbang ke Timur tanpa melewati Terusan Suez.

Namun, dengan kapal-kapal yang masih enggan berlabuh di Eilat, keputusan PHK tak bisa dihindari kecuali pemerintah melakukan intervensi untuk membayar gaji.

Federasi buruh Histadrut menentang keputusan tersebut dan menyatakan bahwa perusahaan harus mempertimbangkan opsi lain daripada melakukan PHK massal. Para pejabat Israel juga menyoroti bahwa rute alternatif ke Laut Merah memperpanjang perjalanan ke Mediterania, yang akan menambah biaya tambahan dan mempersulit perdagangan.

Serangan Houthi juga tidak hanya menargetkan kapal-kapal yang menuju Pelabuhan Eilat, tetapi juga meluncurkan drone dan rudal ke Israel. Aksi ini disebut bertujuan untuk mendukung warga Palestina dalam perang Gaza.

Dengan situasi yang semakin rumit, para pekerja dermaga dan pejabat Israel berharap agar negara-negara koalisi dapat menyelesaikan masalah ini dalam beberapa bulan ke depan dan mengamankan kembali jalur pelayaran Laut Merah.

 

Sumber Foto: Pars Today

Reviews

0.0

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment