Presiden Prancis Minta Israel Hindari Konflik di Lebanon

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengajukan seruan kepada pemerintah Israel untuk menghindari eskalasi konflik, terutama di Lebanon, setelah terjadinya serangan di Beirut yang disebut terkait dengan Israel. Serangan itu menyebabkan kematian Saleh al-Arouri, wakil pemimpin Hamas, dan menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.

Melalui percakapan telepon dengan menteri Israel dan anggota kabinet perang Benny Gantz, Macron menegaskan pentingnya menghindari tindakan eskalatif. Istana Elysee menyatakan bahwa Prancis akan terus menyampaikan pesan ini kepada semua pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung di wilayah tersebut.

Al-Arouri tewas dalam serangan di pinggiran Beirut, yang merupakan target Israel pertama terhadap ibu kota Lebanon sejak dimulainya konflik di Gaza. Pasca-serangan, Hezbollah bersumpah akan membalas dan menyebutnya sebagai “serangan serius terhadap Lebanon.”

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dan Presiden Prancis mengutuk pembunuhan Al-Arouri, dengan Mikati menyatakan bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk menarik Lebanon lebih dalam ke dalam konflik Israel-Hamas.

Dalam pembicaraannya dengan Gantz, Macron kembali menekankan perlunya “gencatan senjata yang berkelanjutan” antara Israel dan Hamas. Dia juga menyampaikan keprihatinan terdalam atas tingginya jumlah kematian warga sipil di Gaza dan krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di wilayah Palestina. Macron menegaskan komitmen Prancis terhadap keamanan Israel.

Perang di Gaza dimulai setelah serangan berdarah Hamas pada 7 Oktober, menyebabkan korban jiwa di kedua pihak. Macron terus berupaya mendesak untuk penyelesaian damai dan mengekang eskalasi konflik di Timur Tengah.

 

Sumber Foto: Al Arabiya

Reviews

0.0

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment