Karyawan Google ‘Muak Dibungkam’ Terkait Proyek Nimbus

London – Dalam peringatan tewasnya rekan mereka dalam agresi militer Israel ke Palestina, sejumlah karyawan Google menyatakan mereka telah lama mengkritik hubungan komersial perusahaan dengan Israel.

Rabu malam (13/12/2023) waktu London, para staf Google di London memperingati tewasnya Mai Ubeid, rekan kerja mereka [baca juga di sini], sekaligus memprotes keterlibatan perusahaan tersebut dalam menyediakan teknologi ke Israel.

Kritik mereka khususnya ditujukan pada Proyek Nimbus, sebuah perjanjian senilai $1,2 miliar bagi Google dan Amazon untuk memasok layanan cloud dan komputasi kepada Israel dan militernya.

Google di masa lalu menekankan bahwa proyek tersebut hanya menyediakan layanan “komersial” untuk sejumlah kementerian pemerintah Israel.

Namun, kementerian keuangan Israel mengatakan bahwa Amazon dan Google juga akan menyediakan layanan untuk “lembaga pertahanan”.

Tahun lalu, mantan karyawan Google, Ariel Koren, menuduh perusahaan tersebut telah menghukumnya dengan memaksanya pindah ke Brasil setelah dia mengorganisir aksi yang dipimpin karyawan terhadap Project Nimbus.

Joseph* mengatakan ada banyak “tekanan” terhadap mereka yang berpandangan pro-Palestina.

“Anda harus sangat berhati-hati dengan apa yang Anda katakan jika Anda salah dicap sebagai antisemit, jadi Anda harus berhati-hati,” katanya kepada MEE.

“Pada saat yang sama, saya pikir banyak dari kita yang muak karena dibungkam.”

Hingga berita ini dipublikasikan, Google belum memberi tanggapan. (Red – MEE)

Reviews

8.0

User Score

2 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment