Ultimatum Saudi kepada Israel: Hentikan Agresi di Palestina atau Normalisasi Terancam
Arab Saudi kembali memberikan ultimatum kepada Israel, menuntut agar agresi di Jalur Gaza, Palestina segera dihentikan. Saudi menegaskan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel tidak akan pernah terwujud jika serangan terhadap Gaza terus berlanjut.
Dalam pernyataan yang diungkapkan oleh Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat, Putri Reema binti Bandar al-Saud, disampaikan bahwa Saudi tidak akan melanjutkan pembicaraan mengenai normalisasi selama serangan Israel terhadap Gaza masih berlangsung. “Saudi belum menempatkan isu normalisasi [dengan Israel] sebagai fokus kebijakannya. Saudi menempatkan perdamaian dan kemakmuran sebagai fokus utama,” kata Putri Reema dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Ultimatum ini menjadi sorotan baru dalam hubungan antara Arab Saudi dan Israel. Saudi menegaskan bahwa keinginan untuk normalisasi tidak dapat diwujudkan selama kekerasan dan pembunuhan terus terjadi di wilayah tersebut. Putri Reema juga menegaskan bahwa pembicaraan tentang masa depan pasca-perang tidak bisa dilakukan jika konflik berlanjut.
Sebelumnya, Saudi telah mendesak Israel untuk berkomitmen terhadap pembentukan negara Palestina sebagai bagian dari rencana rekonstruksi Gaza pasca-perang. Meskipun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah berusaha membujuk negara-negara di Timur Tengah untuk mendukung rencana tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolaknya dengan tegas, menyatakan bahwa Israel tidak siap untuk membuat kesepakatan yang memungkinkan terbentuknya negara Palestina.
Hubungan antara Saudi dan Israel sempat mencapai tahap signifikan menuju normalisasi, namun, imbas dari agresi Israel di Gaza membuat Saudi membatalkan rencana untuk rujuk tersebut. Arab Saudi tidak pernah mengakui Israel dan tidak terlibat dalam Abraham Accords 2020, perjanjian yang memulihkan hubungan diplomatik antara Israel dan beberapa negara Arab serta mayoritas Muslim di bawah mediasi AS.
Sumber Foto: Getty Images
